Dilema Koi Farm Lokal: JURUS PALUGADA
Dilema Koi Farm Lokal: JURUS PALUGADA
Farm = Breeder vs Dealer vs Pond Builder vs Equipment Seller
Jika teman-teman ingin membeli koi, kebanyakan penghobi senior pasti nanya, ini dari farm mana? Breeder nya siapa? Gen (keturunan) nya bagaimana?
Kalau boleh saya bilang sama seperti adat orang jawa yang kalau mau nikahin anaknya itu selalu melihat bobot, bibit, bebet (3B), #eh
Apa sih artinya Breeder, Dealer, Pond Builder, atau Equipment Seller?
Oke kita bahas atu atu ya gaes:
Breeder atau Bahasa jawa nya petani atau peternak adalah orang yang mengembangbiakkan ikan koi dengan sengaja untuk tujuan mendapatkan keturunan dari garis darah (bloodline) yang diinginkan. Ingat breeder dengan breeding adalah hal yang berbeda. Secara konteks Bahasa keminggrisnya saja sudah beda, terkadang beberapa orang di luar sana masih menyamakan arti antara breeder dengan breeding. Breeder itu orang nya, sedangkan breeding itu proses atau aktivitasnya, catat ya Le. Secara lebih luas, breeding adalah proses ilmiah mengawinkan indukan ikan koi betina dengan ikan koi pejantan. Breeding tidak bisa diartikan dalam lingkup yang sempit yaitu hanya sekadar menjodohkan jantan dan betina, kemudian bertelur, kemudian pembuahan, kemudian menetas dan tumbuh menjadi burayak sampai pada tosai. Jika sekadar mengawinkan jantan dan betina, sebagian besar orang pasti bisa. Jadi bukan pada koteks sekedar memperbanyak ikan koi, tetapi juga memperhatikan aspek pemeliharaan dalam masa perkawinan (termasuk penyediaan tempat yang layak untuk proses pembuahan), kesehatan, dan pakan yang diberikan kepada hasil pembuahan berupa burayak atau anak ikan koi kecil hasil perkawinan sampai proses culling atau sortir dilakukan.
Dealer adalah pedagang perantara yang melakukan aktivitas import ikan koi dari luar negeri untuk dijual kembali di Indonesia, atau bisa juga berupa aktivitas membeli ikan koi lokal untuk di pelihara (keep) dalam beberapa waktu untuk kemudian dijual lagi. Jadi dealer bisa saja berupa dealer import maupun dealer lokal yang menjadi satu peran bernama dealer.
Pond Builder merupakan jasa pembuatan kolam ikan koi yang dilakukan oleh perseorangan maupun perusahaan, mulai dari jasa desain kolam nya saja sampai dengan borongan full menggarap kolam dari 0 (nol) sampai jadi kolam.
Equipment Seller adalah pedagang penjual peralatan kolam ikan koi, mulai dari skimmer, media filter, teknologi peralatan filter, bottom drain, diffuser, air lift, cetakan waterfall, PH tester, sampai dengan pellet booster atau suplemen pakan ikan koi.
Breeder vs Dealer vs Pond Builder vs Equipment Seller
Nah dalam konteks ini kalau ke empat pengertian diatas kita gabung dan kita analisis, sifat kejujuran benar benar diuji, contoh nya saja ketika dealer import ikan koi yang notabene diberikan sertifikat kosong dari breeder Jepang, sang dealer leluasa untuk menentukan ikan koi mana yang akan dimasukkan di sertifikat, apalagi dia seorang breeder yang punya banyak ikan hasil breedingan dia sendiri. Komitmen dan konsistensi sedang diuji. Sedangkan bentuk pond builder dan equipment seller lebih kepada distraksi (distraction) atau gangguan atau bisa dikatakan sebagai bentuk bias proses bisnis breeder sehingga menjadi tidak fokus dalam menjaga kualitas ikan koi.
PALUGADA vs Kualitas
Menurut pengalaman saya memelihara ikan koi, pertanyaan diatas itu memang benar adanya, jadi tidak semua bibit ikan koi, tosai lah kalau boleh saya bilang (jika tidak tahu arti tosai atau bingung tosai vs nisai vs sansei bisa klik disini) itu bisa berkembang menjadi jumbo dengan kombinasi warna yang strong sesuai dengan apa yang kita harapkan. Banyak faktor tentunya, salah satu nya karena farm, nah dari farm otomatis membawa nama breeder nya. Seperti di Jepang saja, yang menjadi nama farm nya adalah breeder nya itu sendiri, contohnya Farm: Sakai Fish Farm dengan nama breeder saat ini Kentaro SAKAI. Kebanyakan farm dan breeder di Indonesia belum bisa seperti di Jepang dari segi peralatan dan spesialisasi penghasil ikan koi jenis tertentu, sebagian besar dari farm dan breeder Indonesia masih merangkap sebagai dealer (baik ikan import maupun lokal juga), koi pond builder (jasa pembuatan kolam), equipment seller (penjual peralatan kolam/ikan), dan terkadang itupun berupa kerjaan sampingan bukan kerjaan utamanya, sehingga sesuai dengan istilah PALUGADA, apa lu butuh, guwe ada, wkwkwkwkwk
Tapi no offense ya, maaf sebelumnya jika langsung menyinggung pelaku bisnis yang dimaksud, karena orang yang tidak terima pasti langsung bilang begini, “apa sih urusan Lo ngurusin rejeki orang lain, rejeki itu sudah ada Yang Ngatur!”, oh wait Sob, kita tidak sedang membahas masalah rejeki orang lain, pun kita tidak sedang “nyinyir” kepada orang tertentu atau bahkan kita tidak sedang iri dengan orang tertentu karena ketidakmampuan saya untuk menjadi seperti dia, bukan itu Bro. Kita sedang membahas tentang kualitas ikan koi dan business focus. Ada kualitas, ada satu tujuan yang jelas. Saya menuliskan ini juga karena saya peduli dengan kualitas ikan koi lokal, tidak semata mata mendiskreditkan satu pihak tertentu.
Iya tapi tidak semua begitu ya, seperti yang saya sebutkan diatas dengan kata “sebagian besar”. Dan di Jepang pun juga tidak semua juga yang murni farm dan breeder, ada beberapa yang ikut menjual peralatan kolam juga, tapi tidak banyak.
Harapan terhadap Ikan Koi Lokal
Iya tidak menampik kemungkinan diatas juga sih, di Indonesia ini masih negara berkembang, jadi semua nya masih berkembang menuju ke maju, termasuk breeder dan pelengkapannya, mungkin suatu saat nanti bisa maju seperti di Jepang. Tapi tidak masalah memelihara ikan koi itu kerjaan utama atau hanya sebagai hobi saja, karena koi itu untuk mempersatukan, koi untuk persahabatan.
Nah tetapi kita tidak sedang membahas farm dan breeder Japan, untuk farm dan breeder Jepang bisa dibaca dengan klik disini, sekarang kita bahas farm yang ada di Indonesia, sesuai dengan slogan penghobi domestik, LOKAL TIDAK GENTAR atau IKAN LOKAL KUALITAS INTERNASIONAL atau IKAN LOKAL BODY IMPORT, boleh-boleh saja sih membuat slogan itu dengan harapan kita dapat meningkatkan kualitas ikan koi dalam negeri sehingga dapat bersaing dengan ikan dari luar negeri, bahkan ada beberapa breeder lokal, atau saya sebut petani atau peternak lokal, yang sudah bisa mengekspor ikan koi nya ke luar negeri, yaitu ke Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, iya juga sih masih termasuk negara tetangga tetapi tidak menutup kemungkinan jika kualitas terjaga, maka suatu saat bisa ekspor ke negara nenek moyang koi yaitu ke Jepang, saya pernah dengar kalau orang Jepang ada yang sampai impor koi dari Indonesia, ini untuk jenis koi dengan sisik aragoke pada jenis chagoi, karena di Jepang tidak dibudidayakan ikan sisik aragoke. So? Kita harus dapat menjaga kualitas ikan lokal kita agar dapat bersaing dengan ikan internasional.
Yuk kita sharing bersama
Saya share pengalaman lampau saya, dulu awal-awal pelihara ikan koi, saya malah beli ikan koi dari abang-abang di pinggir masjid, itupun dibohongi, ikan komet dibilang ikan koi, setelah 2 bulan di pelihara keluar long tail nya, naseb… tapi tidak hanya disitu, di kesempatan lain, saya beli lagi ikan di abang-abang pakai gerobak, dibilang ikan koi, oke saya beli, setelah dipelihara 2 bulan, eh ekor dan sirip dayung nya yang memanjang, dan ternyata dia ikan koi slayer… hauft…. double kill….
Jika ada yang ingin disampaikan kepada netizen silakan teman-teman hobbyist posting di komentar ya untuk berbagi informasi dan pengalaman. Termasuk sharing pengalaman awal awal pelihara ikan koi, atau sesuai tema juga boleh yaitu tentang farm lokal yang menjalankan peran sebagai Breeder, Dealer, Pond Builder, ataupun Equipment Seller.
semoga bermanfaat
enjoy sharing
Koi untuk Persahabatan
Salam,
KiGoi: ada koi, ada kopi
Post a Comment for "Dilema Koi Farm Lokal: JURUS PALUGADA"